Selasa, 03 Januari 2012

Keterbatasan E-Business

Keterbatasan Teknologi: Kesenjangan standar umum mengenai kualitas, keamanan, dan keandalan, Bandwidth yang tidak cukup, Peralatan perkembangan software masih berevolusi, Kesulitan integrasi Internet dan software EC dengan beberapa aplikasi dan database, Kebutuhan datawarehouse yang otomatis untuk menampung B2C yang besar.

Keterbatasan Non-Teknologi: Kesadaran konsumen pentingnya privasi dan keamanan data, Ketidakpercayaan EC, Regulasi Nasional dan Internasional yang perlu ditingkatkan, beberapa konsumen lebih suka menyentuh produk, Beberapa orang tidak puas dengan tanpa kertas.

Manfaat Pemasaran Online

Website atau Blog merupakan antarmuka yang dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh pebisnis untuk memasarkan produknya di Internet. Berikut ini beberapa point penting manfaat Internet bagi Organisasi, Konsumen, dan Masyarakat Informasi.

Bagi Organisasi: Capaian Global, Reduksi Biaya, Peningkatan Rantai Nilai Bisnis selalu terbuka, Customization, Spesialisasi Penjualan, Kemampuan untuk Inovasi, Percepatan waktu masuk ke pasar, Biaya Komunikasi Rendah, Pengadaan yang efisien, Peningkatan layanan dan hubungan konsumen, Material Perusaahaan yang terbaru, Membantu SME untuk kompetisi.

Bagi Konsumen: Kapan dan dimana saja, Banyak produk/jasa, Produk/jasa yang dapat ditentukan sendiri, Produk/jasa yang lebih murah, Pengiriman yang instan, Ketersediaan informasi, Kemampuan telecommuting (dari rumah), Membangun komunitas elektronik, Menemukan item unik.

Bagi Masyarakat: Kemampuan telecommuting, Lebih banyak jasa publik, Meningkatkan standar kehidupan, Mengurangi kesenjangan digital

Sabtu, 24 Mei 2008

Kontribusi ICT dalam Mengurangi Kemiskinan

Fenomena paradoks melanda negara berkembang, pertumbuhan ekonomi yang dianggap cukup tinggi tetapi masih memiliki banyak masyarakat miskin. Apa penyebabnya? Beberapa pakar ekonomi berpendapat penyebab utama dari kejadian ini adalah tidak meratanya kesejahteraan yang dirasakan oleh rakyat, dimana terjadi kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin. Oleh karena itu, diperlukan terobosan baru agar rakyat dapat lebih merasakan dan menikmati pencapaian hasil-hasil pembangunan. Salah satu terobosan itu melalui program pemberdayaan rakyat lewat pemanfaatan teknologi informasi.
Tulisan ini mencoba untuk menggambarkan peluang memajukan atau meningkatkan taraf hidup rakyat terutama menanggulangi masalah kemiskinan lewat pemanfaatan Information and Communication Technology (ICT). Penulis akan mengungkapkan peranan/kontribusi ICT dalam beberapa cerita. Berikut uraiannya:
Pertama :
Dengan ICT membuka ruang komunikasi dan transaksi e-commerce yang memperkenalkan sumber daya alam di suatu wilayah dan produk-produk agrobisnis yang dikelola oleh masyarakat miskin, sehingga pemerintah, pengusaha, dan pemilik modal dapat melakukan berbagai kerjasama untuk mendorong, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat miskin.
Kedua :
Bantuan pemerintah kepada masyarakat miskin sering salah sasaran, atau bantuan yang diberikan oleh pemerintah tidak seperti yang diharapkan. Salah satu kunci permasalahan ini adalah komunikasi yang kurang antara si pemberi bantuan dan yang memohon/memerlukan bantuan. Dengan ICT, maka pemerintah dapat dengan segera membuka ruang komunikasi dengan penduduk setempat untuk mengetahui apa yang menjadi masalah utama, bantuan apa yang segera perlu diberikan, dan juga mengawasi apakah bantuan sudah sampai di sasaran yang dimaksud. Dengan ICT, kontrol si pemberi bantuan dapat mudah dilaksanakan dan aspirasi masyarakat miskin dapat mudah tersalurkan, sehingga persoalan korupsi, atau bentuk penyelewengan terhadap bantuan dapat diminimalkan.
Ketiga :
Pada perdagangan tradisional (tanpa ICT), persoalan yang sering terdengar adalah ketidakadilan dalam perdagangan khususnya akses informasi yang sepihak atau lebih menguntungkan para pengusaha besar. Pedagang kecil kekurangan pengetahuan dan akses pasar dan harga, sehingga mereka terpinggirkan. Dengan ICT, partisipasi dan saling tukar pengetahuan dan informasi dapat mudah dilakukan termasuk akses informasi pasar.
Keempat :
Dengan kemajuan industri ICT dapat membuka kesempatan bagi masyarakat untuk dapat bekerja dalam industri itu. Memang kendala utama adalah rendahnya pendidikan dan keahlian dari masyarakat miskin. Tetapi bila melihat kemajuan di Italia, dimana perusahaan turut memberikan kontribusinya untuk mensejahterakan masyarakat dengan cara menarik masyarakat miskin untuk bekerja di industri, dan dalam jangka pendek diberikan pelatihan dan dalam jangka panjang disekolahkan. Ini merupakan terobosan untuk mengatasi masalah banyaknya masyarakat miskin yang sulit mendapatkan pekerjaan karena rendahnya pendidikan. Kemajuan industri ICT tentu akan berpengaruh langsung pada industri non-ICT yang memanfaatkan teknologi informasi. Ini berarti, kemajuan industri ICT akan mendorong kemajuan industri non-ICT, sekaligus memberikan kesempatan yang lebih besar dalam hal lapangan kerja bagi masyarakat miskin.
Kelima :
Grameen Bank adalah contoh yang terbaik untuk memperlihatkan suatu institusi yang menjadi pioner dalam pemberdayaan masyarakat miskin melalui ICT. Grameen Bank di Bangladesh memiliki program mobile telephone disebut Grameen Phone dan menguasai 70% pasar, lebih jauh lagi, Grameen Bank mengembangkan Internet Service Provider yang menyediakan saluran internet di tiap kota di Bangladesh, dan juga dikembangkan Grameen Software dan Grameen Education untuk pendidikan Teknologi Informasi dalam mengembangkan sumber daya manusia yang menguasai teknologi. Penghasilan yang diperoleh Grameen Bank dari semua usaha di atas tentunya untuk membantu masyarakat miskin agar dapat lebih meningkat atau lebih berdaya.
Keenam :
Dengan ICT, dapat dibangun hubungan dan kerjasama antar usaha kecil dan menengah yang melibatkan masyarakat miskin dalam suatu industri tertentu. Tentunya kerjasama ini dapat mudah terjadi apabila terjalin komunikasi. Suatu industri dapat memberdayakan masyarakat miskin untuk memproduksi suatu produk tertentu misalnya kerajinan tangan, lalu dipasarkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang pemasaran, untuk distribusinya ditangani oleh perusahaan yang bergerak di bidang distribusi, untuk penjualan produk kerajinan tangan ke luar negeri ditangani oleh perusahaan yang bergerak di bidang ekspor. Hubungan atau kerjasama ini membentuk satu kekuatan yang hanya dapat terjadi apabila perusahaan-perusahaan dapat saling mengenal. Oleh karena itu, dengan ICT hubungan ini dapat dipermudah.
Ketujuh :
Dalam program kesehatan untuk kaum miskin lewat ICT, telah terbukti pada satu cerita dimana seorang perawat di suatu daerah terpencil dengan menggunakan kamera digital yang terhubung ke internet dapat merekam gejala penyakit pasien, lalu mengirimkannya ke dokter yang terdekat, untuk selanjutnya dilakukan diagnosa dan pengobatannya dapat diberitahukan kepada perawat itu lewat jalur internet.
Kedelapan :
Dengan ICT, banyak orang dapat melakukan komunikasi dengan mudah saling bertukar pengetahuan mengenai cara mengelola usaha, atau bercocok tanam, atau menangkap ikan, dan pengetahuan yang lainnya, yang dapat meningkatkan taraf hidupnya. Dengan ICT, banyak orang dapat memperoleh informasi mengenai lowongan kerja atau mempertemukan antara pekerja dan pekerjaan. Dengan ICT, memungkinkan orang untuk mendapatkan informasi mengenai potensi suatu daerah, dan kekurangannya.
Dari kontribusi ICT dalam mengurangi kemiskinan seperti yang diuraikan di atas, tentunya dapat terlaksana apabila pemerintah di suatu negara punya komitmen untuk mengembangkan ICT dan membuat berbagai kebijakan termasuk pembangunan infrastruktur ICT sehingga masyarakat khususnya masyarakat miskin dapat merasakan manfaat ICT dan lebih diberdayakan.

Kontribusi sektor ICT dalam Pertumbuhan Ekonomi

Pengalaman di berbagai negara membuktikan Information and Communication Technology (ICT) telah memainkan peranan yang penting, baik sebagai sektor produksi-ICT maupun sektor pengguna-ICT. Kebijakan ekonomi setiap negara juga telah mengalami pergeseran paradigma dari semula mengandalkan pada sumber daya alam, kini bergeser pada ekonomi baru atau lazim disebut dengan information economy, dan menentukan keunggulan suatu negara dalam berkompetisi di arena global. Bila peran penting ICT dikaitkan dengan upaya menjadikannya tulang punggung untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, maka peningkatan perekonomian seperti halnya di Indonesia melalui pemanfaatan ICT tidak akan maju dengan cepat bila tidak didukung oleh seluruh stakeholder terkait yaitu Pemerintah, Dunia Usaha, Masyarakat.
Kontribusi ICT pada pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial telah mendapat perhatian besar pada beberapa tahun belakangan ini, terutama pada isu mengenai "ekonomi baru". Sektor produksi-ICT dan sektor pengguna-ICT amat beragam, antar dan di dalam suatu negara. Fokusnya lebih banyak diberikan pada debat pengambilan keputusan oleh pemerintah, kurang melihat efeknya pada kurang waktu jangka panjang.
Ada 3 (tiga) efek dari pemanfaatan ICT dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, yaitu:
pertama :
Investasi ICT dalam berbagai sektor membantu peningkatan produktifitas tenaga kerja.
kedua :
Kemajuan teknologi di dalam memproduksi barang-barang teknologi tinggi memberikan kontribusi untuk kemajuan sektor ICT
ketiga :
Penggunaan yang lebih meningkat dari ICT membantu perusahaan untuk melakukan efisiensi secara menyeluruh.

Studi di beberapa negara menunjukkan investasi dalam sektor ICT mengalami kecepatan pertumbuhan didorong oleh perluasan pasar ke negara-negara yang belum mampu mengembangkan ICT. Sebagai contoh, negara Jepang dan Amerika adalah negara dengan kecepatan pengembangan teknologi maju yang memberikan kontribusi kuat pada pendapatan nasional mereka.
Perkembangan riset dalam sektor ICT mendorong kemajuan komputer dan telekomunikasi sehingga menarik banyak investor dan perusahaan baru dalam sektor produksi-ICT. Hal ini membuat persaingan semakin ketat dan harga produk ICT menjadi rendah, sehingga terjadi peningkatan pemakaian produk ICT secara meluas dan mempengaruhi pertumbuhan produktifitas.
Sektor produksi-ICT merupakan sektor yang menjadi daya tarik bagi beberapa negara seperti Jepang. Hal ini mendorong perubahan teknologi dalam pasar yang cepat. Perkembangan ini juga diikuti dengan perkembangan dalam bidang jasa ICT seperti jasa konsultan ICT, jasa training dan jasa pengembangan software. Tidak banyak negara yang menfokuskan pada sektor produksi-ICT, hal disebabkan oleh tuntutan ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Negara Jepang adalah salah satu negara dengan semangat nasionalismenya mau membangun SDM-nya untuk pengembangan teknologi. Hasilnya, saat ini Jepang menjadi salah satu negara yang terbesar memberi perhatian dalam sektor produksi-ICT yang ditandai dengan banyaknya riset yang dilakukan dan memperoleh manfaatnya dalam menumbuhkan ekonomi mereka.
Alasan lain mengapa tidak banyak negara yang bergelut di sektor produksi ICT adalah dibutuhkan anggaran yang besar untuk entry cost dari proyek-proyek penelitian untuk pengembangan ICT. Sebagai contoh, Amerika dalam mengembangkan semi-conductor di tahun 1999 membutuhkan dana sebesar 1.2 milyar dollar Amerika. Ini berarti entry cost (first cost) memang terbilang tinggi tetapi ketika pengembangan semi-conductor itu telah selesai maka untuk memproduksi/memperbanyak semi-conductor yang baru memerlukan biaya relatif lebih rendah, dan tentu hal ini memberikan keuntungan yang besar bagi Amerika terutama ekspor ke luar negeri.
Berbeda halnya dengan sektor produksi-ICT, dalam sektor pengguna- ICT lebih banyak negara yang bergelut di sektor ini dan memperoleh manfaatnya. Sektor jasa keuangan dan bisnis di dunia adalah sektor pengguna ICT yang banyak menggunakan produk teknologi tinggi untuk menefesienkan pekerjaan atau meningkatkan produktifitas tenaga kerja.
Perkembangan industri di sektor pengguna-ICT dipengaruhi pula oleh proses globalisasi yang ditandai dengan era keterbukaan informasi dan perkembangan ilmu dan teknologi. Globalisasi ini juga menimbulkan tuntutan terhadap peningkatan produktifitas kerja agar dapat berkompetisi di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat. Peranan ICT di berbagai sektor memberikan energi positif untuk meningkatkan profit suatu perusahaan dan secara makro untuk meningkatkan ekonomi suatu bangsa.
Dalam perkembangannya, ICT digunakan untuk mendukung supply-chain secara terpadu yaitu jaringan kerjasama antar perusahaan untuk menawarkan suatu produk sampai ke tangan konsumen, hal ini memberikan nilai tambah atau nilai bisnis bagi pelaku bisnis.
Kontribusi sektor produksi-ICT dan sektor pengguna-ICT di beberapa negara telah membuktikan hasil yang mendorong pertumbuhan ekonomi, diantaranya pembukaan lapangan kerja, peningkatan produktifitas tenaga kerja, peningkatan kesejahteraan masyarakat sekaligus penanggulangan kemiskinan.