Sabtu, 24 Mei 2008

Kontribusi ICT dalam Mengurangi Kemiskinan

Fenomena paradoks melanda negara berkembang, pertumbuhan ekonomi yang dianggap cukup tinggi tetapi masih memiliki banyak masyarakat miskin. Apa penyebabnya? Beberapa pakar ekonomi berpendapat penyebab utama dari kejadian ini adalah tidak meratanya kesejahteraan yang dirasakan oleh rakyat, dimana terjadi kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin. Oleh karena itu, diperlukan terobosan baru agar rakyat dapat lebih merasakan dan menikmati pencapaian hasil-hasil pembangunan. Salah satu terobosan itu melalui program pemberdayaan rakyat lewat pemanfaatan teknologi informasi.
Tulisan ini mencoba untuk menggambarkan peluang memajukan atau meningkatkan taraf hidup rakyat terutama menanggulangi masalah kemiskinan lewat pemanfaatan Information and Communication Technology (ICT). Penulis akan mengungkapkan peranan/kontribusi ICT dalam beberapa cerita. Berikut uraiannya:
Pertama :
Dengan ICT membuka ruang komunikasi dan transaksi e-commerce yang memperkenalkan sumber daya alam di suatu wilayah dan produk-produk agrobisnis yang dikelola oleh masyarakat miskin, sehingga pemerintah, pengusaha, dan pemilik modal dapat melakukan berbagai kerjasama untuk mendorong, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat miskin.
Kedua :
Bantuan pemerintah kepada masyarakat miskin sering salah sasaran, atau bantuan yang diberikan oleh pemerintah tidak seperti yang diharapkan. Salah satu kunci permasalahan ini adalah komunikasi yang kurang antara si pemberi bantuan dan yang memohon/memerlukan bantuan. Dengan ICT, maka pemerintah dapat dengan segera membuka ruang komunikasi dengan penduduk setempat untuk mengetahui apa yang menjadi masalah utama, bantuan apa yang segera perlu diberikan, dan juga mengawasi apakah bantuan sudah sampai di sasaran yang dimaksud. Dengan ICT, kontrol si pemberi bantuan dapat mudah dilaksanakan dan aspirasi masyarakat miskin dapat mudah tersalurkan, sehingga persoalan korupsi, atau bentuk penyelewengan terhadap bantuan dapat diminimalkan.
Ketiga :
Pada perdagangan tradisional (tanpa ICT), persoalan yang sering terdengar adalah ketidakadilan dalam perdagangan khususnya akses informasi yang sepihak atau lebih menguntungkan para pengusaha besar. Pedagang kecil kekurangan pengetahuan dan akses pasar dan harga, sehingga mereka terpinggirkan. Dengan ICT, partisipasi dan saling tukar pengetahuan dan informasi dapat mudah dilakukan termasuk akses informasi pasar.
Keempat :
Dengan kemajuan industri ICT dapat membuka kesempatan bagi masyarakat untuk dapat bekerja dalam industri itu. Memang kendala utama adalah rendahnya pendidikan dan keahlian dari masyarakat miskin. Tetapi bila melihat kemajuan di Italia, dimana perusahaan turut memberikan kontribusinya untuk mensejahterakan masyarakat dengan cara menarik masyarakat miskin untuk bekerja di industri, dan dalam jangka pendek diberikan pelatihan dan dalam jangka panjang disekolahkan. Ini merupakan terobosan untuk mengatasi masalah banyaknya masyarakat miskin yang sulit mendapatkan pekerjaan karena rendahnya pendidikan. Kemajuan industri ICT tentu akan berpengaruh langsung pada industri non-ICT yang memanfaatkan teknologi informasi. Ini berarti, kemajuan industri ICT akan mendorong kemajuan industri non-ICT, sekaligus memberikan kesempatan yang lebih besar dalam hal lapangan kerja bagi masyarakat miskin.
Kelima :
Grameen Bank adalah contoh yang terbaik untuk memperlihatkan suatu institusi yang menjadi pioner dalam pemberdayaan masyarakat miskin melalui ICT. Grameen Bank di Bangladesh memiliki program mobile telephone disebut Grameen Phone dan menguasai 70% pasar, lebih jauh lagi, Grameen Bank mengembangkan Internet Service Provider yang menyediakan saluran internet di tiap kota di Bangladesh, dan juga dikembangkan Grameen Software dan Grameen Education untuk pendidikan Teknologi Informasi dalam mengembangkan sumber daya manusia yang menguasai teknologi. Penghasilan yang diperoleh Grameen Bank dari semua usaha di atas tentunya untuk membantu masyarakat miskin agar dapat lebih meningkat atau lebih berdaya.
Keenam :
Dengan ICT, dapat dibangun hubungan dan kerjasama antar usaha kecil dan menengah yang melibatkan masyarakat miskin dalam suatu industri tertentu. Tentunya kerjasama ini dapat mudah terjadi apabila terjalin komunikasi. Suatu industri dapat memberdayakan masyarakat miskin untuk memproduksi suatu produk tertentu misalnya kerajinan tangan, lalu dipasarkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang pemasaran, untuk distribusinya ditangani oleh perusahaan yang bergerak di bidang distribusi, untuk penjualan produk kerajinan tangan ke luar negeri ditangani oleh perusahaan yang bergerak di bidang ekspor. Hubungan atau kerjasama ini membentuk satu kekuatan yang hanya dapat terjadi apabila perusahaan-perusahaan dapat saling mengenal. Oleh karena itu, dengan ICT hubungan ini dapat dipermudah.
Ketujuh :
Dalam program kesehatan untuk kaum miskin lewat ICT, telah terbukti pada satu cerita dimana seorang perawat di suatu daerah terpencil dengan menggunakan kamera digital yang terhubung ke internet dapat merekam gejala penyakit pasien, lalu mengirimkannya ke dokter yang terdekat, untuk selanjutnya dilakukan diagnosa dan pengobatannya dapat diberitahukan kepada perawat itu lewat jalur internet.
Kedelapan :
Dengan ICT, banyak orang dapat melakukan komunikasi dengan mudah saling bertukar pengetahuan mengenai cara mengelola usaha, atau bercocok tanam, atau menangkap ikan, dan pengetahuan yang lainnya, yang dapat meningkatkan taraf hidupnya. Dengan ICT, banyak orang dapat memperoleh informasi mengenai lowongan kerja atau mempertemukan antara pekerja dan pekerjaan. Dengan ICT, memungkinkan orang untuk mendapatkan informasi mengenai potensi suatu daerah, dan kekurangannya.
Dari kontribusi ICT dalam mengurangi kemiskinan seperti yang diuraikan di atas, tentunya dapat terlaksana apabila pemerintah di suatu negara punya komitmen untuk mengembangkan ICT dan membuat berbagai kebijakan termasuk pembangunan infrastruktur ICT sehingga masyarakat khususnya masyarakat miskin dapat merasakan manfaat ICT dan lebih diberdayakan.